Popular Post

Posted by : Unknown Friday, May 8, 2009

JAKARTA. Urin hewan ternak ternyata mengandung khasiat untuk menyuburkan. Misalkan saja urin sapi, kambing atau kelinci sekalipun.

Peluang usaha urin hewan pun kini kian marak dilirik oleh banyak peternak di Indonesia. Misalkan saja peternakan Kube Joyo milik Wahyu Fajar.

Menurut Wahyu, yang juga koordinator koperasi peternak sapi di Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah, dulu kala para petani tomat menggunakan urin sapi murni sebagai pupuk tanamannya.

"Urin tersebut hanya disiramkan saja di sekitar pohon salak," ujar pemuda 24 tahun yang membawahi 24 peternak sapi ini. Dari situ, timbul ide Wahyu untuk mengolah urin sapi dalam jumlah besar.

Dari kelompoknya, rata-rata anggota kelompok punya sekitar empat sapi. Nah, tiap sapi bakalan mengeluarkan urin antara 10 liter sampai 20 liter per hari. "Di peternakan penggemukan sapi, urin sapi bakal banyak kalau sapi diberi pakan ampas tahu, air ampas tahu serta konsentrat," ujar Wahyu.

Jadi, tiap peternak minimal bisa menghasilkan sekitar 40 liter urin sapi per hari. Jika ada 24 anggota peternak, maka setiap hari urin yang bisa dikelola kelompok ini sekitar 960 liter.

Dari jumlah tersebut, lantas dimasukkan ke beberapa tempat tertutup dan diberi bakteri M4. Prosesnya, M4 dicampur dulu dengan molase. Yaitu sejenis cairan gula yang dibiarkan mengental sebagai media bakteri. Lalu, setelah padat, satu sendok molase dan M4 dicampurkan dengan urin lalu ditutup selama tiga minggu.

Setelah tiga minggu, campuran urin sudah siap dipasarkan. Oleh Wahyu, pupuk urin sapi tersebut dijual Rp 10.000 per liter. Namun tidak semua pupuk urin dipasarkan. Lantaran sebagian besar pupuk tersebut masih digunakan untuk kepentingan lahan para anggota kelompok peternak tersebut.

"Yang dijual paling hanya 50 liter per hari," ujar Wahyu. Sehingga, omzet usaha tambahan kelompok peternak ini sekitar Rp 500.000 dalam sehari.

Selain urin sapi, urin kambing etawa juga bermanfaat bagi tumbuh-tumbuhan. Kebanyakan peternak kambing etawa malah menjual urin murni kambing etawa sebagai pupuk. Misalnya saja Rahmaddiansyah Adlan, pemilik peternakan kambing Adlan Agri Nusa di Kemirikebo, Sleman Jogjakarta. Sama seperti urin sapi, urin kambing etawa cukup disiramkan ke sekitar tanaman. Misalkan untuk salak pondoh dan cabe. "Hasilnya luar biasa," ujar Ahmad.

Setiap bulan, Ahmad mampu mengumpulkan 50 urin kambing etawa murni dari sekitar 40 ternak kambing etawanya. Urin tersebut dijualnya Rp 4500 per liter. "Tentu saja margin saya 100%," tukas bapak 32 tahun ini.
Saat ini, Ahmad sedang mengembangkan fermentasi urin kambing etawanya. Sayang, ujicoba hasil laboraturiou fakultas peternakan UGM belum keluar. Sehingga Ahmad belum berani memasarkan produk fermentasinya tersebut.

Lain lagi dengan Mutassim, pemilik peternakan kelinci Si_Indonesia di Klaten, Jawa Tengah. Tasim yang sudah lima tahun bergelut di usaha peternakan kelinci ini bilang, urin kelinci sangat cocok menjadi pupuk penyubur tanaman.

"Dengan pupuk urin kelinci ini, sayuran atau buah rasanya lebih netral dan tetap segar sampai lima hari," ujarnya.

Dalam sehari, Tasim bisa mengumpulkan 1.400 liter urin kelinci dari kelompok peternakan kelincinya di Klaten. Sama seperti fermentasi urin sapi, urin kelinci ini memerlukan proses fermentasi menggunakan bakteri dan molase selama kurang lebih tiga minggu dalam wadah tertutup.

Sayangnya, produksi pupuk urin kelinci tersebut pun masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sawah Tasim dan beberapa orang anggota kelompok taninya. "Untuk satu hektare butuh sekitar 30 liter pupuk sehari. Kalau masa tanam 120 hari maka butuh 3.600 liter pupuk per hari," ujarnya. Tak heran jika Tasim sangat berambisi untuk memperbanyak produk urin kelincinya ini. Sayangnya, peternak kelinci binaan Tasim belum banyak jumlahnya.

- Copyright © All System Go ! - Date A Live - Powered by Blogger - Edit Designed by Solihul Hadi -